Jumat, 06 Desember 2013

Kelompok Sosial dalam Konsep AGIL

Kelompok Sosial dalam Konsep AGIL
(Studi Kasus Masyarakat Ciamis Desa Danasari, Dusun Sindanghayu)
Oleh: Agus Mauluddin, Sosiologi V.



Asumsi dasar tentang manusia (Soekanto, 2007: 100) bahwa sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
1.      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat);
2.      Keinginan untuk menjadi satu dengan  suasana alam sekitarnya.
Kelompok sosial (Sunarto, 2000: 129) merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Misalnya menjadi anggota dalam keluarga, menjadi warga salah satu umat beragama, warga suatu suku bangsa atau kelompok etnik, warga rukun tetangga, warga rukun kampung warga desa atau kota, warga negara Republik Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut maka jelas bahwa tanpa kita sadari sejak lahir hingga ajal sebenarnya manusia menjadi anggota berbagai jenis kelompok. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan mengapa para Sosiolog senantiasa mempunyai perhatian besar terhadap gejala pengelompokan manusia.
Adaptation (Adaptasi) dimaknai bahwa kelompok sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi atau dengan kelompok sosial lainnya. Salah satu studi kasus yang penulis teliti yakni di dusun Sindanghayu, ada temuan bahwa kelompok sosial di daerah barat sindanghayu begitu erat dengan di daerah Timur sindanghayu, karena mereka mampu beradaptasi, juga memang karena letak geografisnya tidak terlalu jauh.
Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan) dimaknai bahwa tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial. Kasus di dusun Sindanghayu secara keseluruhan memiliki satu visi, yakni individu tidak bertentangan dengan lingkungan sosialnya. Contohnya dalam hal Pemotongan hewan Qurban terpusat di lingkungan masjid daerah Timur sindanghayu, walaupun di teritorial lain pun bisa saja menyelenggarakan pemotongan hewan qurban.
Integration (Integrasi/Kebersamaan) dimaknai menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta berperannya masing-masing unsur tersebut sesuai dengan posisinya. Kelompok sosial di dusun Sindanghayu satu sama lain saling berintegrasi, sehingga menciptakan masyarakat yang baik. Misalkan dalam hal kebersihan lingkungan mingguan, semua warga masyarakat tentunya kelompok sosial, saling berintegrasi.
Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent) dapat dimaknai, bahwa dari ketiga aspek tersebut perlunya pemeliharaan, agar terciptanya masyarakat yang baik, seimbang, harmonis dan teratur.[]



0 komentar:

Posting Komentar