SELAYANG PANDANG TENTANG GENDER
Oleh: Agus
Mauluddin, Mahasiswa Sosiologi Semester V (Copyright)
Sering kita mendengar istilah gender, dalam dunia akademik
misalnya, maupun dalam topik obrolan-obrolan santai. Gender menjadi sebuah
topik yang debatable dan seakan-akan menjadi suatu yang tak lekang dimakan
zaman untuk diperbincangkan. Fenomena gender dalam masyarakat tentunya tidak
terlepas dari aspek masyarakatnya, lingkungannya, juga dilihat secara culture,
maupun bentukan masyaratat yang bisa jadi begitu kentara.
Dalam buku karya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA., sebuah
pendahuluan, dijelaskan ada 2 teori besar tentang gender ini. pertama, Teori
nature yakni teori yang menyebutkan bahwa adanya pembedaan antara
derajat laki-laki dan perempuan karena memang secara alamiah. Bisa kita lihat
secara alamiah, biologis, bahwa gerak perempuan seakan-akan terbatasi oleh hal
yang bersifat biologis, semisal mengandung, melahirkan, menyusui. Hal tersebut
seakan-akan menjadi suatu penghambat bagi gerak seorang perempuan dan hal
seperti itu tidak terjadi pada laki-laki. Secara esensial bahwa lak-laki memang
lebih superior dari pada perempuan. Apalagi jika dilihat secara historis, pada
zaman peperangan kala itu peran laki-laki menjadi sangat penting, karena memang
dalam peperangan diperlukannya “kekuatan” tanpa ada banyak yang membatasi dan perempuan
itu terbatasi oleh hal-hal yang bersifat biologis tadi. Kedua, teori nurture
yakni adanya penyebutan derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan derajat
perempuan itu hanya karena konstruk masyarakat saja, atau bentukan sosial saja.
Secara intisari masih dalam buku Nasaruddin Umar dalam
pengantar dari Prof. Dr. Quraish Shihab, MA
disebutkan bahwa antara laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi,
saling menyempurnakan, menjadi seorang partner satu sama lain. Seperti yang
dicontohkan dalam keluarga Rasulullah SAW, istri Rasul Zainab pun pernah
melakukan pekerjaan “kasar” yakni menyimak kulit binatang, begitu pun Rasul
sendiri melakukan pekerjaan “rumah” semisal menjahit pakaian robeknya sendiri,
juga menyediakan minuman untuk anak dan istrinya.
Selayang pandang tentang gender tersebut walaupun begitu
singkat, mudah-mudahan dapat diserap dengan baik dan ada hikmah yang terkandung
didalamnya. Segala Puji hanya milik-Nya dan hanya bersumber kepada-Nya, manusia
hanya bisa berusaha untuk mendekati ilmu-Nya, dan mudah-mudahan ilmu yang
dituangkan manusia tidak terlalu jauh akan menuju kebenaran.[]
0 komentar:
Posting Komentar