Pada tanggal 14 Februari seakan-akan menjadi momen yang
ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti khususnya para kaula muda dan tentunya untuk
dirayakan. Pada awal hanya gandrung di dunia barat, tetapi era
dewasa ini Indonesia pun ikut andil dalam merayakannya. Sebenarnya orang yang memperingati
hari Valentine, sudah secara historis mengetahui atau kah hanya
ikut-ikutan budaya barat an sich?
Secara historis, ada beberapa pandangan yang membahas tentang
Histories of Valentine. Salah satunya yaitu, terkisah Santo Valentine atau St.
Valentinus adalah seorang pendeta. Yang mengemban tugas untuk menikahkan
pasangan, kaula muda yang menggebu-gebu
cintanya. Akan tetapi tugas untuk menikahkan tersebut, mendapatkan halangan,
aral melintang harus dilaluinya.
Terkisah pada masa itu, ada seorang kaisar yang kejam. Kaisar tersebut
menginginkan sebuah tentara yang tangguh dari kalangan para pemuda. Kaisar
menginginkan para pemuda itu untuk selalu mengabdi padanya menjadi seorang
tentara. Dan apabila ingin menjadi seorang tentara, ada statement sang kaisar,
yakni melarang para pemuda untuk menikah.
Terkisah Pendeta Santo Valentinus yang mempunyai tugas atau
kewajibannya untuk menikahkan menjadi bertolak belakang dengan kebijakan sang
kaisar. Akan tetapi St. Valentinus tidak mengurungkan niatnya untuk menikahkan
para pemuda tersebut, dan tetap menikahkan walaupun secara sembunyi-sembunyi.
Suatu ketika , aksi atau tindakan yang dilakukan St. Valentine itu tercium oleh
sang kaisar dan singkatnya Santo Valentinus dipenjarakan hingga mendapatkan
hukuman penggal. Eksekusi hukuman penggal tersebut dilaksanakan pada tanggal 14
Februari. Tahunnya belum ada kisah yang jelas. Tetapi apa yang dilakukan St. Valentinus itu
bukan menjadi suatu hal yang dibenci masyarakat luas, malah dijadikan hari Valentine dan
diperingati oleh setiap orang di dunia. Selain hanya diperingati, sebagian orang memang menjadikan peristiwa tersebut sebagai suatu
keharusan. Dan pada tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.
Sekilas Histories of Valentine, yang mudah-mudahan menjadikan bertambahnya wawasan
bagi semua dan dipetik pelajaran dari historisnya, apakah relevan atau tidak
dengan budaya kita Indonesia?
By: Agus Mauluddin
By: Agus Mauluddin
0 komentar:
Posting Komentar