RETORIKA SOSIAL
AGUS
MAULUDDIN (SEMESTER VII)
1211105008
photo from: darunnajah.com |
1. Retorika Sosial secara etimologi berasal dari bahasa Latin, dari kata “Rhetorica” yang bermakna seni berbicara. Dan juga bahasa Inggris “Rhetoric” yang berarti kepandaian berpidato atau berbicara. Sedangkan secara terminologi dikenal dengan istilah “The art of speaking” yang artinya seni di dalam berbicara atau berpidato. Sehingga secara simplistis dapat dikemukakan bahwa retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau membicarakan tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya. Disana pun ada istilah sosial, yang dimaksudkan bahwa konten dari pembicaraan atau isi pidato yang disajikan “berbau” sosial.
Pandangan-pandangan
Tokoh tentang Retorika Sosial yaitu diantaranya:
- Socrates mengemukakan bahwa retorika membicarakan
tentang bagaimana mencari kebenaran dengan cara dialog, karena dengan dialog
kebenaran dapat dicari.
- Plato mengatakan bahwa retorika adalah kemampuan
di dalam mengaplikasikan bahasa lisan dan merupakan jalan bagi seseorang untuk
mendapatkan pengetahuan yang luas dan sempurna.
- Richard E. Young, menyebutkan bahwa
retorika adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana menggarap masalah tutur kata
secara sistematik, dan epistemologis.
- Ton Kertapati mengartikan retorika
sebagai kemampuan seseorang untuk menyatakan pikiran dan perasaannya dengan
menggunakan kemampuan bahasa.
Dari
pemaparan para tokoh diatas, penulis mendapatkan pemahaman tentang pengertian retorika
sosial. Jadi Retorika Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
berbicara mengenai fenomena sosial dengan menggunakan kemampuan bahasa, tutur
kata yang sistematis agar lawan bicara dapat dengan mudah memahami dan memiliki
ketertarikan terhadap apa yang dibicarakan.
2.
Tahapan-tahapan
Pidato
-
Menentukan Tujuan Pidato
Tujuan pidato harus jelas.
Apa tujuan berpidato? apakah memberikan informasi, menghibur atau membujuk.
Selain itu juga harus merumuskan dengan jelas tujuan khususnya, yaitu tanggapan
apa yang diharapkan setelah pidato itu selesai.
-
Mengumpulkan Bahan
Setelah merumuskan
tujuan pidato serta menganlisis pendengar, maka sudah siap untuk menggarap naskah
pidato. Memulai menulis naskah pidato dengan menggunakan hal apa yang telah diketahui
mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini dianggap
kurang cukup, maka haruslah mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta,
ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini.
Tidak ada salahnya
bertanya kepada orang/pihak yang mengetahui persoalan yang akan dibicarakan.
Buku-buku, majalah-majalah, peraturan-peraturan dan surat kabar merupakan
sumber informasi yang kaya yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka
menguraikan isi pidato.
-
Membuat Kerangka Pidato
Dengan bahan-bahan yang
sudah terkumpulkan, maka dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dengan
tata urut yang baik. Di dalam kerangka ini harus terlihat adanya kesatuan dan
koherensi antar bagian.
Contoh Kerangka Pidato
Inti dari kerangka
pidato adalah: (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup
1. Pendahuluan:
bagian pendahuluan berisi salam pembuka, ucapan terima kasih (bila ada yang
diberi ucapan), dan kata pengantar untuk mengarah kepada isi pidato;
2. Isi:
bagian isi memuat uraian pokok yang terdiri atas topik atau pokok utama dan
sub-sub topik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama;
3. Penutup:
bagian penutup berisi kesimpulan, harapan (bila ada), dan salam penutup.
-
Menguraikan isi pidato
Dengan menggunakan
kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang bisa dilakukan: (1) Dapat mempergunakan
kerangka tersebut untuk berpidato, dan (2) menulis atau meyusun naskah pidato
secara lengkap yang dibacakan atau yang dihafalkan.
Tahapan-tahapan
Pidato dengan Contoh
Pidato Peringatan Hari
Pahlawan Nasional 10 November 2014
1. Menentukan
Tujuan Pidato
Pidato peringatan Hari
Pahlawan Nasional ini bertujuan untuk mengingatkan kembali akan sejarah para Pahlawan.
Para Pahlawan yang dengan gigih memperjuangkan tanah air.
2. Mengumpulkan Bahan
Bahan-bahan dikumpulkan dari berbagai literature,
terutama dari literature sejarah bangsa Indonesia.
3. Membuat Kerangka Pidato
a.
Pendahuluan
Salam
pembuka dan ucapan terimakasih dan juga berikan kata pengantar yang mengarahkan
pada pembahasan peristiwa hari Pahlawan.
b.
Isi
Paparkan
bagaimana peristiwa hari Pahlawan tersebut, kapan terjadinya, siapa yang
terlibat dan lain-lainnya.
c.
Penutup
Bagian
ini menjelaskan kesimpulan dan sampaikan pula, bahwasanya kita tidak boleh
melupakan jasa-jasa para Pahlawan.
4. Menguraikan
Pidato
Setelah kerangka tadi
di buat, maka saatnya menguraikan dari awal hingga akhir.
Selamat
mencoba!!!
3.
Skema
Retorika Sosial yang baik dan buruk (perspektif
penulis)
-
Retorika Sosial yang baik
1. Memiliki
gesture yang bagus;
2. Cara
menyampaikan materinya bagus/jelas/tidak berbelit;
3. Apa
yang disampaikan jelas (to inform, to
entertain, etc);
4. Menguasai
materi (sosial);
5. Menguasai
audience.
-
Retorika Sosial yang buruk
1. Pengambilan
bloking yang tidak tepat (seperti mondar-mandir/gerak yang berlebihan, menyibak-nyibak rambut ketika berbicara, garuk-garuk kepala tidak jelas dan lain sebagainya);
2. Materi
yang disampaikan tidak memiliki arah dan tujuan materi itu dibawakan kemana;
3. Penyampaian
tidak jelas (apakah menginformasikan, menghibur atau apa?)
4. Dikuasai
emosional (seperti demam panggung yang berlebih, dan terkadang berkeringat yang
berlebih);
5. Dikuasai
audience (seperti keadaan gaduh dan riuh)..