- Teori
sosiologi adalah rangkaian cara pandang yang mempelajari masyarakat dan
fenomena sosial dan kaitannya dengan realitas sosial yang ada dan bisa
digunakan untuk mengumpulkan struktur sosial dan proses sosial masyarakat.
- Model
Utama teori Sosiologi:
Tingkat analisis
|
Makroskopis
|
|
Mikroskopis
|
|
Jenis penjelasan
|
Naturalistik
|
Sistemik
|
Naturalistik
|
Sistemik
|
Struktur
|
Teori organik
|
Struktur fungsional
|
Perilaku sosial
|
Teori PsikologiSosial
|
Proses
|
Teori konflik
|
Sosiologi radikal
|
Perilaku sosial
|
Teori PsikologiSosial
|
- Paradigma Struktur-Fungsional, melihat masyarakat sebagai bagian sistem dari
hubungan fungsional atau Paradigma/ teori yang melihat fenomena masyarakat dari aspek Fungsi (masyarakat yang selalu stabil karena berdasarkan fungsi-fungsinya). Contoh Emile Durkheim dan Ferdinan Tonnies
- Paradigma Konflik, lebih memandang konflik
sebagai poros sistem sosial atau Paradigma/ teori yang melihat fenomena masyarakat dari aspek konflik yang terjadi di tengah-tengah Masyarakat. contoh Karl Marx, Pobert Park, Vilvredo
Pareto, Thorstein Veblen, Ralph Dahrendrof, C. Wright Mills.
- Paradigma Perilaku Sosial lebih menekankan pada tingkat mikroskopik dan
interpersonal atau Paradigma/ teori yang melihat fenomena masyarakat dari aspek perilaku sosial Masyarakatnya.Contoh Max Weber dan George Herbert Mead.
- Persamaan: Ketiganya
menitikberatkan pada konseptualisasi tatanan dan perubahan sosial dan
ketiganya juga mencakup penjelasan sistemik dan naturalistik.
Paradigma
|
Organik-struktural-fungsional
|
Konflik-radikal
|
Perilaku dan Psikologi sosial
|
Tujuan
|
Mengembangkan teori umum masy.dengan
pendekatan sistemik
|
Mengembangkan teori umum masy.dengan
pendekatan sitemik
|
Mengerti bahwa individu adalah produk masyarakat
|
Pandangan
|
1. Masy. adalah sebuah sistem fungsional
yang bagiannya saling berhubungan
2. Perlunya aturan-aturan sosial
3. Perlunya pembagian kerja
4. Perlunya dasar masalah sosial
|
1. Masy. adalah bagian dari sistem
persaingan dan pertentangan.
2. Perlunya aturan-aturan sosial
3. Perlunya industrialisasi dan birokrasi
4. Perlunya dasar kebutuhan fisik
|
1. Masy. adalah sebuah parintah individu
2. Perlunya nilai dan harapan
3. Individu adalah produk sosial
4. Perlunya sosialisasi sebagai proses sosial
|
Pendekatan
|
1.Menerapkan hukum-hukum alamiah pada masyaaarakat
2.Menerapkan pembagian kerja
3.Menerapkan masalah sosial.
4.Menggunakan alasan alamiah maupun sistemik
sebagai pembuktian.
|
1.Menerapkan pertentangan dan persaingan
2.Menerapkan idustrialisasi dan birokrasi
3.Menerapkan kebutuhan fisik
4.Menggunakan alasan alamiah dan sistemik
sebagai pembuktian
|
1.Menerapkan naluri dan harapan
2.Menerapkan manusia sebagai mahluk sosial
3.Menerapkan sosialisasi pada masyarakat
4.Menggunakan alasan alamiah dan sistemik sebagai pembuktian
|
- Teori
sosiologi telah berkembang dari bersifat sosiologis, deskriptif,
makroskopik, dan ideologis ke arah lebih ilmiah, ekplanatoris,
mikroskopik, dan objektif dalam merespon intelektual masyarakat.
Kontek sosial dalam teori Sosiologi.
Kondisi Kemasyarakatan
|
Kondisi intelektual
|
Kondisi
boigrafi
|
Tipe teori
|
1. Kebutuhan sistematis: Politik, sosial, dan ekonomi
|
1. filsafat pencerahan,
rasionalisme, dan
naturalisme
|
1. Latar belakang dan sosialisasi, sosio ekonomi kelas atas
|
1. Struktur organik fungsional
|
2. Konflik sosial dan
Penindasan: Konflik kelas
dan pengaruh industialisasi
dan birokrasi
|
2. filsafat pencerahan,
Rasionalisme, dan naturalisme
|
1. Latar belakang
ekonomi kelas atas dan kelas menengah
|
2. Konflik radikal
|
3. Perkemb. kebutuhan
masyarakat industri: perkemb. ilmu pengetahuan dan kehidupan
|
3. Pragmatisme
|
3. Latar belakang dan sosialisasi, sosio ekonomi kelas menengah
|
3. Prilaku dan Psikologi Sosial
|
Teori Sosiologi Tradisional
Paradigma ini mencakup: paradigam metafisik, teologi,
filsafat, dan positivistik.
Konteks teori Sosiologi
- Konteks teori Organik, berkembang selama fase positivistik abad ke 19:
- Terpuruknya
dan revolusi masy eropa menuntut tatanan sosial dan politik baru.
- Perkembangan
industri mempercepat kemajuan ekonmi dan politik.
- Orientasi
filsafat terhadap keterpurukan sosial dan perkembangan industri melahirkan
sintesis dari filsafat pencerahan abad ke 18 dan positivistis abad ke 19
- Orientasi
ini diarahkan untuk merefleksikan elit intelektual dari kelas yang lebih
tinggi ke dalam wawasan masya yang konservatif dan sistemik.
B. Konteks teori Konflik, berkembang selama fase positivistik abad ke
19 tetapi pengalaman yang berbeda:
1.
Aspek yang ditekankan oleh filsafat pencerahan adalah kemajuan masyarakat,
evolusi sosial, rasionalitas, kebebasan dan kebahagian manusia.
2.
Pengaruh darwinisme sosial menghadirkan konflik sebagai bagian dari evolusi
sosial.
3.
Pengalaman perubahan konflik, didominasi masalah ekonomi oleh kaum elit.
C. Konteks Perilaku Sosial fokusnya
pada level analisis atomik dengan menggunakan
metode ilmiah:
- Pencerahan
idealisme berkenaan dengan hakikat manusia yang bebas dan dinamis.
- Etika
protestan dominan menekankan pada konsep individulistik, disiplin, dan
kerja keras,
- Pengaruh
pragmatisme Amerika, yaitu aliran filsafat yang menekankan metode
ekperimen sebagai basis pembuatan kebijakan.
- Kebutuhan
masyarakat urban menjadi meningkat.
Paradigma Organik
Tokoh utama teori organik mekanik-naturalistik adalah
Comte dan Spencer.
- August Comte (1798)
Ia berasal dari keluarga raja yang beragama katolik.
Belajar medik dan psikologi, filsafat positif, politik, dan ekonomi. Tujuannya
adalah menghilangkan konstruk revolusi pada masyarakat modern, seperti
mengorganisasikan masyarakat menurut paham positif. Ada 6 pokok pikirannya:
- Alam
semesta ini diatur dengan beragam cara teologi, metafisika.
- Ada tiga
tahapan pengembangan teologi, metafisika dan faham positif
- Semua ilmu
pengetahuan adalah sosial
- Masyarakat
terbagi dua: statis dan dinamis
- Basis
teorti sosiologi, yaitu instink untuk kemanusiaan yang meliputi
pelestarian perbaikan, dan instink sosial
- Kemajuan
sosial berkembang di luar kegagalan
Karya:
The Positive Philosophy (1830-1862), A General View of Positivism
(1848)
Metodologi: Paham positif, observasi dan komparasi.
2. Herbert
Spencer (1820-1903)
Ia berasal dari keluarga di Inggris yang tidak patuh,
pendidikan klasik di rumah, latar belakang victorian dan perubahan sosial eknomi
di Inggris. Asumsi-asumsi Spencer:
- Evaluasi
adalah proses universal dan menerapkan hukum alam.
- Model
organik di antara manusia
- Masyarakat
terbagi dua: statis dan dinamis
- Alam
semesta adalah keadaan yang tetap dalam berevolusi dan penghancuran
- Kesatuan
organik masyarakat tidak terpisahkan
- Hubungan
dalam masyarakat dapat dibandingkan dalam hubungan-hubungan organik.
Karya:
Social statics (1850), First Principle (1862), The study of
Sociology ( 1973)
Metodologi: deduksi, induksi, komparasi, dan data sejarah
dan etnis.
3. Emile Durkheim (1858-1917)
Teorinya tidak kaku seperti di atas. Ia berasal dari
keluarga Yahudi, ahli hukum dan filsafat positif. Lahir dalam tradisi
pencerahan dan latar belakang kekacauan sosial politik di Prancis. Tujuannya memahami
fenomena sosial dan pengaruhnya terhadap problema sosial yang berlawanan dengan
penjelasan psikologis. Asumsi-asumsi:
- Masyarakat
merupakan kesadaran kolektif secara keseluruhan
- Faktor
sosial adalah nyata
- Penyatuan
datang dari persamaan
- Kesatuan datang
dari pembagian kerja
- Kekuatan
berasal dari pemikiran-pemikiran masyarakat
- Faktor
sosial menggambarkan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
- Perubahan-perubahan
dalam jumlah penduduk, dan pembagian kerja dan penurunan solidaritas
sosial dari mekanik ke organik
- Penyimpangan
dalam masyarakat mendorong perubahan perkembangan norma.
Karya:
The elementary form of Religious life, The rules of sociological Method.
Metodologi: fakta social sesuatu yang dapat diukur,
komparasi, dan bukti-bukti.
- Ferdinand Tonnies (1855-1936)
Ia berasal dari keluarga petani yang dibesarkan di masa
pencerahan, mengalami keterpurukan ekonomi dan perkembangan industri. Tujuannya
memahami masyarakat sebagai fungsi kehendak manusia. Asumsi-asumsi:
- Masyaarkat
adalah produk kehendak manusia
- Perilaku
kehendak individu menyatu membentuk perilaku kolektif
- Interaksi
menggambarkan perilaku kehendak dalam bentuk saling tukar
- Ada dua
tipe kehendak: natural dan rasional
- Masyarakat
adalah suatu kesatuan organik.
Karya: Gemeinschaft and Gesslellschaft (1887) dan Introduction
Sociology (1931)
Metodologi: Sosiologi murni, terapan, dan empiris. Juga
metode induksi historis.
Asumsi umum teori organik sistemik:
- Masyarakat
adalah suatu sistem yang saling berhubungan dan bersifat organik
- Sistem
sosial ini berkembang sejalan dengan kebutuhan yang mendasari
- Masyarakat
mengalami perkembangan dari tradisional, nonindustri, industri, dan
modern.
- Struktur
sosial terdiri atas struktur normatif masyarakat yang berlandaskan sistem
pembagian kerja yang mengikutinya.
- Secara
umum, sistem sosial terbagi dua: struktur sosial (masyarakat statis) dan
proses sosial (masyarakat dinamis).
Paradigma Konflik.
Tokoh utama teori ini adlah Karl Marx, Robert Park,
Vilfredo Pareto, dan Thorstein Veblen.
- Karl Marx (1818-1883)
Ia bersal dari keluarga Yahudi, mempelajari hukum,
filsafat, dan sejarah. Aktif di jurnalisme. Hidup pada masa pencaerahan dan
latar belakang penindasan politik Jerman. Asumsi-asumsi:
- Keberadaan
menentukan kesadaran
- Materi
menentukan non materi
- Masyarakat
berakar pada kondisi hidup materialnya
- Dialektika:
evolusi substruktur dan superstruktur menyebabkan perubahan
Karya:
Critique of Political Economy (1867) dan Manifesto komunis (1848)
Metodologi: Sosiologi histories dan dialektika.
- Robert Park (1864-1944)
Ia adalah anak seorang pengusaha, belajar filsafat dan
psikiologi, penganut idealisme. Tujuannya sampai ke hukum alam tentang manusia
dan masyarakat tanpa memperdulikan tempat dan waktu. Asumsi:
- Dasar
stabilitas sosial adalah proses evolusi
- Individu
terus menerus berjuang mempertahankan eksistensinya dan bersaing.
- Proses
evolusi menghasilkan tatanan alam bagi individu, kelompok, masyarakat,
organisasi
- Dominasi
dan suksesi adalah proses ekologi yang utama
- Sistem
sosial terdiri dari tatanan ekologi, ekonomi, politik, dan moral
- Perubahan
sosial adalah suatu proses yang berurutan
- Konsep
individu menentukan status sosial
Karya:
The Immigrant Press and its control (1922) dan Introduction to the
science of Sociology (1921).
Metodologi: studi kasus dan sejarah.
- Vilfredo Pareto (1848-1923)
Ia adalah keluarga bangsawan, ahli ekonomi, berkecimpung
dalam politik, bisnis, dan akademik. Ia lahir pada era pencerahan dengan latar
belakang konflik politik italia. Tujuannya: Mengidentifikasi dan
menginterpretasi kekuatan-kekuatan real yang menentukan keseimbangan dalam
sistem masyarakat. Asumsi:
- Aktivias
sosial: logis dan non logis
- Bagian
terbesar aktivitas sosial didasarkan atas aksi non logis
- Kealas-kelas
kekuatan sosial dan derivasi
- Pembagian
yang berbeda pada kekuatan sosial
- Sirkulasi
elit
Karya:
Course in political economy (1896) dan The socialist system (1901)
Metodologi: Identifikasi dan klasifikasi residu-residu
dan distribusi, metode ilmiah.
- Thorstein Veblen (1857-1929)
Ia anak seorang petani Norwegia, pendidikan klasik,
filsafat moral. Berkarir di akademis dan di pemerintahan. Hidup di era
perluasan industri di Amerika. Tujuannya ialah pembelajaran evolusi melalui
pendekatan sosiologi ketimbang ekonomi klasik. Asumsi:
- Sifat
alami manusia ada 3: bakat dari orang tua, kecakapan kerja, dan
keingintahuan yang tak berarti.
- Keingintahuan
yang tak berarti mengarah pada perubahan teknologi.
- Nilai-nilai
berinteraksi dengan teknologi yang sedang berjalan.
- Kepentingan
ekonomi menghasilkan pertumbuhan kebudayaan
- Evolusi organik
dan saling bergantung
- Perubahan
terakumulasi dan berhubungan dengan: adaptasi terhadap lingkungan, tidak
ada hasil, dan bersifat kompetitif
- Hasil
evaluasi berjalan melalui tingkat yang berbeda.
Karya: The Theory of Leisure Class (1899), The
theory of Business Enterprise (1914), dan The Instinct of workmanship
(1914).
Metodologi: Dampak teknologi pada sejarah, ekonomi, dan
kebudayaan
Asumsi
umum teori konflik:
- Masyarakat
adalah sebuah system dari unsure-unsur yang bersaing berdasarkan pembagian
system tenaga kerja dan sifat pembawaan.
- Masyarkat
melihatkan keadaan temporer atas keseimbangan
- Materi dan
naturalistik menentukan nonmateri dan normatif
- Nonmateri
dan normatif mempengaruhi evolusi sosial
- Evolusi
mengiringi sejumlah taraf pembeda
- Evolusi menggerakkan
masyarakat terhadap meningkatnya konflik, perkembangan kapitalis, dan
ekploitasi kalangan elit.
Paradigma Perilaku Sosial
Paradigma ini memiliki ciri-ciri: mikroskopik,
evolusioner, tipe sistematik, dan naturalistik Tokoh-tokoh sistematik: Weber
dan Mead. Naturalistik: George Simmel dan William Sumner.
Kondisi Sosial
1. Industrialisasi
2. Urbanisasi
3. Dominasi politik
Kondisi intelektual
1. Idealisme
2. Evolusi sosial
3. Keataan
4. Pragmatisme
Kondisi biografi
1. Sebagian besar
penganut Protestan
2. Pendidikan
masyarakat
3. Karir akademik
1. Max Weber
(1864-1929)
Ia berasal dari keluarga Protestan, ahli ekonomi,
sejarah, hukum filsafat, dan teologi. Aktif di akademik dan politik. Dididik
dalam idealisme Jerman. Tujuannya memahami pengertian interpretatif aksi
sosial. Asumsi:
- Pengertian
aksi secara subjektif
- Jenis dan pengertian
- Tingkah
laku sosial dalam rasionalitas bervariasi
- Emapat
jenis tingkah laku sosial
- Seleksi
alami mengarah ke rasionalisasi
- Rasionalisasi
dihasilkan di dalam birokrasi
Karya:
The
Protentant Ethic and The spirit of Capitalism (1950) dan Sociology
of Religion (1920).
Metodologi: Pengertian interpretative dan percobaan imajiner.
- George Mead (1863-1931)
Ia dari keluarga normatif, ahli filsafat, akademisi di
Univ. Chicago, dididik secara pragmatis dan idealis. Hidup pada masa urbanisasi
dan industrialisasi di Amerika. Tujuannya
mempelajari tingkah laku individu dalam proses sosial. Asumsi:
- Individu
adalah rasional dan produk dari hubungan sosial
- Masyarakat
adalah dinamis dan berevolusi, menyediakan perubahan dan sosialisasi yang
baru dari individu.
- Realitas
adalah bersifat individu dan sosial
- Interaksi
sosial meliputi pikiran, bahasa, kesadaran diri
- Interaksi
mengarah pada komunikasi non verbal
- Bahasa
menciptakan pemikiran dan kelompok
- Sikap dan
emosi dipelajari melalui bahasa
- Sosial
memiliki aspek kreatif dan spontan.
Karya:
Mind, self, and society (1934). Metodologi: Mempelajari tingkal laku individu.
- George Simmel (1858-1918)
Ia berasal dari keluarga Yahudi, ahli sejarah dan
filsafat. Akademisi di Univ. Berlin. Tujuannya: Mempelajari masyarakat
merupakan hubungan sosial dari individu. Asumsi:
- Masyarakat
adalah individu yang saling berinteraksi
- Individu
adalah produk masyarakat.
- Karakteristik
kelompok tertentu membentuk struktur interaksi dan asosiasi
- Dalam
kelompok kerja akan ada persaingan
- Persaingan
merupakan instink yang mengarah pada konflik, terjadi evolusi sosial
Karya:
On Social Differentiation (1890) dan Philosophy of Money (1990)
Metodologi: Mempelajari masyarakat melalui interaksi
antar individu.
- William Sumner (1840-1910)
Ia adalah anak mekanik Inggris, ahli teologi
berpendidikan Spencer dan Darwin. Hidup pada masa perkembangan ekonomi,
politik, dan sosial. Tujuannya penerapan metode ilmiah dalam fenomena normatif.
Asumsi:
- Evolusi
sebagai dasar pembentukan masyarakat
- Perilaku dibentuk oleh adat istiadat
- Kebiasaan
berkembang sebagai reaksi dari kepentingn-kepentingn individu
- Kebiasaan
dimanifestasikan melalui ritual.
- Adat
istiadat adalah dinamis menuju perubahan.
Karya:
Folkways (1906) dan The Science of Society (1927)
Metodologi: aplikasi metode ilmiah pada fenomena normatif
Asumsi umum paradigma perilaku sosial:
- Masyarakat
adalah suatu perkembangan dari sistem fenomena normatif
- Perilaku
sosial adlah suatu fungsi nilai dan kepentingan
- Seperti
perubahan fenomena normatif, terjadi perubahan sosial
- Menghubungkan
antara individu dan masyarakat berdasarkan dialektika, yang berkontribusi
pada evolusi sosial.
A.
Jelaskan tokoh Sosiologi Kontemporer!
Teori struktur fungsional, lanjutan paradigma organik. Tokoh-tokohnya
Talcott Parsons, Walter Buckley, Amitai Etzioni, Edward Tiryakian.
- Talcott Parsons (1902)
Ia lahir di Colorado, berpendidikan biologi,
fungsionalisme antropologi, dan sosiologi Weber. Berkarir di Universitas
Harvard, mengalami depresi, perang dunia, dan industrialisasi. Tujuannya
mengembangkan teori umum masyarakat. Asumsi:
- Sistem
sosial memunculkan sui generis, yaitu masyarakat sebagai realitas
- Struktur
sosial menggambarkan fungsi AGIL
- Sistem
sosial meliputi 4 subsistem: komunitas, pola pertahanan, pemerintahan, dan
ekonomi.
- Masyarakat
sama dengan sistem biologi dan natural.
- Sistem
tidak statis, tetapi evolusi dan adaptif. Evolusi melalui pembedaan dan
penyesuaiaan
- Budaya
Kristen (Barat) penggerak utama proses evolusi dan modernisasi masyarakat.
Karya:
The Structure of Social Action (1937) dan Toward a General Action
(1971)
Metodologi: deduksi historis yang didasarkan analogi
biologi.
- Walter Buckley (1927)
Ia berpendidikan di Univ. Brown dan Wisconsin. Ahli
sosiologi dan Mobilitas Sosial. Berkarir sebagai akademisi. Tujuannya penerapan
teori sistem modern pada sosiologi. Asumsi:
- Organisasi
sebagai bentuk temporer bergantung pada arus balik informasi
- Masyarakat
sebagai struktur dan proses
- Sistem
sosiologis dan sosiokultural, morfostatis dan morfogenesis
Karya:
Sociology and Modern System Theory (1967). Metodologi: prinsip
sibernatika.
- Amitai Etzioni (1929)
Pendidikan di Univ. Hebrew dan Berkelay dan berkarir di
Univ. Columbia. Perhatiannya pada perencanaan dan perubahan sosial. Tujuannya
perkembangan makrososiologi untuk memperbesar tujuan masyarakat. Asumsi:
- Unit skup
makro memiliki kualitas yang jelas
- Eksistensi
unit, subunit, dan supraunit
- Relasi,
situasi, sistem, dan komunitas
- Pemerintah
sebagai alat kontrol yang paling penting
- Kontrol
dan dimensi formasi konsensus.
Karya:
A Comparative Analysis of Complex Organization (1968) dan The Active
Society (1968). Metodologi: Aplikasi
kontrol sukarela terhadap pengembangan masyarakat.
5. Edward Tiryakian (1929)
Pendidikan di Princenton dan Harvard. Berkarir di
Harvard. Tujuan mengembangkan teori fenomenologis untuk tercapainya perubahan
kultur sosial. Asumsi:
- Pandangan
fenomena struktur sosial, fenomena sosial memiliki aspek tertentu
- Institutualisasi,
elemen-elemen sekuler dan keagamaan
- Tatanan
sosial sebagai regulasi irrasional
- Kultur
adalah seperangkat simbol terpadu.
Karya: Sociologism and Existensialism (1962)
Metodologi: Aplikasi fenomenologi terhadap problem
perubahan sosial secara teratur
Teori Konflik Modern (Lanjutan paradigma teori
konflik).
Tokoh:
Dahrendorf, Wright Mills, Coser, dan Reisman.
1. Ralf
Dahrendorf (1929)
Ia
dididik di. Hamburg dan London University. Berkarir di
Univ. Stanford dan LSE.
Tujuannya mengembangkan teori umum kelompok dan perubahan
social. Asumsi:
4. Teori kekerasan masyarakat
5. Kelompok yang teratur perintah
6. Setiap kelompok mempunyai kepentingan
tersembunyi
7. Kepentingan yang tersembunyi mungkin
diwujudkan dalam kepentingan nyata
8. Perwujudannya bergantung pada kondisi
organisasi
9. Intensitas kekerasan bergantung pada kondisi
sosial
Karya:
Class and Conflict Class. Metodologi: Aplikasi Marx dan Marx terhadap kelompok konflik pada
masyarakat industri.
2. C. Wright Mills (1916-192)
Ia kuliah di Winconsin, akrab dengan Weber, dan beraliran
radikal Tujuannya aplikasi imajinasi sosiologi bagi pengertian susunan sosial.
Asumsi:
- Realitas
sosial adalah gabungan dari biografi sejarah
- Industrialisasi
mengakibatkan rasionalisasi
- Rasionalisasi
meningkatkan sentralisasi dan elitisme dan pengangguran
- Rasionalisasi
mengurangi kebebasan dan meningkatkan keterasingan.
Karya:
White Collar (1951) dan The Power Elite (1956). Metodologi:
menerapkan keterampilan klasik.
- Lewis Coser (1913)
Ia adalah seorang Jerman yang kuliah di Univ. Columbia, akrab dengan Simmel, berkarir
di Univ. Stoony Brook. Tujuannya menganalisis fungsi dari konflik. Asumsi:
- Konflik
meningkatkan adaptasi sosial
- Konflik
bermula dari tuntutan rasio penghargaan
- Struktur
sosial bisa berbentuk tertutup dan terbuka
- Konflik
bisa menjadi fungsional bagi sistem sosial.
Karya:
The function of social conflict (1956) dan Master of Sociological
Thought (1971). Metodologi: penerapan dan perluasan teori Simmel dalam
analisis konflik.
- David Reisman
(1909)
Ia alumni univ. Harvard dan berkarir di sana. Minat
bidang karakter pentididkan dan sosial. Tujuannya menganalisis perubahan
karakter sosial di Amerika. Asumsi:
- Karakter
sosial menyebar di kelompok-kelompok sosial penting.
- Karakter
sosial menggambarkan mode-mode penyatuan masyarakat
- Karakter
sosial tergantung atas rasio masyarakat kurva S
- Perubahan
sosial meurpakan fungsi perubahan demografis.
Karya: The Lonely Crowd (1950) dan Individualism
Reconsidered (1954). Metodologi: Aplikasi teori ekonomi dan demografi terhadap perubahan sosial.
Asumsi Umum Teori Konflik Modern: Masyarakat merupakan sistem kompetisi
kelompok. Konflik sosial muncul karena kelangkaan sumber dan monopoli.
Kontribusi konflik sosial dapat mengevolusi masyarakat dan adaptasi.
Teori Psikologi Sosial (lanjutan paradigma
Perilaku sosial)
Tokoh-tokohnya: Herbert Blumer, Erving Goffman, Peter
Blau, dan H. Garfinkel.
- Herbert Blumer (1890)
Ia alumni univ. Missaouri dan Chicago. Mendapat pengaruh
Mead. Tujuannya memahami perspektif interaksi simbolik dlm memahami interaksi
manusia. Asumsi:
1. Tindakan didasarkan
pada makna dan objek.
2. Tindakan
diinterpretasi dan dikonsruk.
3. Tindakan
meliputi diri dan peran yang diambil.
4. Organisasi
sosial dinamis
Karya: Simbolic Interaction, Perpsective and Method
(1969). Metodologi: penerapan konsep Mead dalam menganalisis interaksi sosial.
- Erving Goffman (1922)
Ia alumni Univ. Toronto dan berkarir di Univ. Berkeley,
dan tertarik pada interaksi sosial. Tujuannya: Menganalisis penampilan diri
dalam interaksi sosial. Asumsi:
1. Citra timbal
balik merupakan faktor penting.
2. Setiap individu
membangun perilaku”depan”
3. Perilaku depan
terlambagakan
4. Terdapat
dramatisasi dan idealisasi perilaku depan 5. Terdapat tim dan ruang untuk setiap anggota
tim.
Karya:
The Presentation of Self in Everyday Life (1959) dan Asylum
(1961).
Metodologi: Menerapkan analogi dramaturgi dalam
menganalisis interaksi sosial.
- Peter Blau (1918)
Ia alumni Univ. Columbia dan berkarir di Univ. Chicago,
tertarik pada proses-proses organisasi. Tujuannya menganalisis perkumpulan sosial dan proses pemerintahan. Asumsi:
1.
Proses komplek perkumpulan berkembang menjadi tidak sederhana
2.
Daya tarik sosial merangsang adanya pertukaran
3.
Pertukaran menghasilkan pembedaan status dan kekuasaan
4.
Organisasi dan legitimasi kekuasaan muncul
5.
Ketidakseimbang dalam tata hubungan menyebabkan konflik
6.
Dialektika ketidakseimbangan mempresentasikan basis dinamika sosial.
Karya:
The Dynamic of Bureucracy (1955) dan Exchange and Power in Social Live
Metodologi: mengaplikasikan teori pertukaran pada tataran
Makro.
- Harold Garfinkel (1917)
Ia alumni univ. Harvard dan berkarir di UCLA dan tertarik
pada organisasi sosial. Tujuannya memahami karakteristik rasional kehidupan
sehari-hari (ethnomethology). Asumsi:
1.
Terdapat suatu tatanan moral yang diterima dan dijadikan dasar dalam
memandang realitas
2.
Tatanan moral ini menjadi acuan organisasi
3.
motivasi individu disesuaikan dengan tatanan moral
4.
Situasi sosial bersifat mengorganisasi diri sendiri
5.
Proses pengorgansasian membentuk realitas.
Karya: Studies in Ethnomethodology (1967).
Metodologi: Penerapan rasionalitas Schutz dan model realitas sosial pada gejala
sosiologis.
Asumsi umum paradigma perilaku sosial modern:
- Masyarakat
ditempatkan dlam perspektif individu dan realitas sosial
- Persepsi
ini bersifat dinamis dan saling berpengaruh dalam proses interaksi sosial
- Interaksi
sosial dibatasi oleh sejumlah kondisi situasional
- ainteraksi
sosial menyebabkan munculnya bentuk-bentuk, sosiasi, dan rangkaian yang
dinamis
Interaksi sosial juga memiliki kekuatan rasionalisasi yang
mengorganisasikan sendiri sebagai dasar organisasi sosial secara umum.
Sumber:
Kisi-Kisi Ujian Komprehensif Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung 2014.