Konvergensi antara Rural dan Urban
Sebuah Refleksi Jurnal
Oleh: Agus Mauluddin, Sosiologi A IV (copyright)
Ketika kita membicarakan urban atau kota, kita pun tidak terlepas dari yang namanya desa. Berbicara tentang kota yang ada dalam pikiran kita itu masyarakatnya heterogen, modern, maju. Dan desa adalah antitesis dari urban an sich. Timbul pertanyaan, apakah kota hanya berkutat seputar itu? Dan sering orang mengkonotasikan desa itu declining? Akan tetapi perlu kita ketahui, antara kota dan desa ada konvergensi diantara kedua term tersebut.
Berangkat dari tulisan Dr. Ir. Arief
Daryanto, M. Ec., beliau mengatakan bahwa antara Rural dan Urban (Desa dan
Kota) saling bersimbiosis. Ketika sektor pertanian tepatnya masyarakat rural
dalam memberikan sumbangsih dalam aspek pangan, disana terdapat topangan
terhadap sektor industi tepatnya masyarakat urban. Secara deply bahwa rural memberikan sumbangsih bagi kehidupan masyarakat
urban.
Diambil contoh, ketika daerah rural
sudah mampu memaksimalkan sektor pertaniannya yang barangtentu ada demand dari pemerintah penulis rasa
aspek pangan desa, kota maupun secara overall
bangsa Indonesia pun akan tercukupi. Begitu pula masyarakat urban akan
sangat terbandu dan akan memuluskan sektor industri masyarakat urban. Karena
Indonesia tidak perlu lagi mengimpor pangan dari Negara lain, cukup dengan
memaksimalkan pangan di dalam negeri.
Akan tetapi secara realistis, kita bisa
temukan di negeri ini terdapatnya disparitas atau kesenjangan yang dialami
antara rural dan urban. Berbicara Indonesia dalam sektor pertaniannya tidak
diragukan lagi, akan tetapi bukti empirisnya seperti apa? Sangat miris
sebenarnya Indonesia yang notabene Negara agraris besar malahan dari beberapa
literalur ada yang mengatakan Negara agraris terbesar, akan tetapi untuk mencukupi
kebutuhan pangan dalam negerinya saja masih mengimpor. Seakan terjadinya
dikotomi antara das solen dan das sein atau pernyataan dan kenyataan
itu berbeda.
Solusi yang ditawarkan penulis terhadap
realita yang ada yakni berangkat dari
potensi Indonesia dalam sektor pertanian yang sangat besar, “Indonesia” harus
bisa memaksimalkan sektor pertaniannya itu dan tidak terlepas pula dari demand pemerintah. Kenapa seperti itu?
Karena, ketika “Indonesia” sudah lihai dalam sektor pertaniannya, akan tetapi tidak
ada dukungan dari pemerintah hasilnya akan nihil. Dan yang dirasa saat ini pula
aspek pangan Indonesia belum bisa mencukupi kehidupan bangsanya sendiri. Dan
juga disamping memaksimalkan potensi indinesia dalam sektor pertanian, perlu
juga pemerintah Indonesia memulai untuk membatasi impor hingga pada titik akhir
tidak perlu lagi mengimpor dari Negara lain. Ketika hal tersebut sudah
berjalan, maka perlunya di benahi tataran internnya.
Dalam artian dalam negerinya. Misalnya tidak ada lagi disparitas, harus adanya
pemerataan antara rural dan urban, jangan memandang sebelah mata daerah rural,
karena penopang terbesar pula terdapat di daerah rural.
Dilihat dari aspek lain, daerah urban
memberikan sumbangsih pula bagi bangsa ini, melalui industrinya dan tidak
terlepas pula dari sumbangsih daerah rural yang menopang terhadap berjalannya
daerah urban. Jika dilihat dari pandangan Ashaluddin Jalil, beliau mengatakan
adanya aspek penunjang, dari daerah rural memberikan sumbangsih terhadap daerah
urban dalam sektor industri, misalnya dalam pemenuhan tenaga kerja bagi
industri.
Jadi secara conclution antara daerah rural dan daerah urban terdapatnya
simbiosis mutualis, antara kedauanya itu terdapat saling kesinambungan, saling
menopang satu sama lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar