Kamis, 14 Mei 2015

Love Story ( Pergi )


Sketch from google


Cahaya                         : Coba jika kamu ada di pisisi ku,

 kamu harus makan makanan buatan

 orang tua mu yang gak kamu sukai sama sekali,

 tapi demi membuat orang tua mu tersenyum,

 pasti kamu akan memakan makanan itu.

 Aku ingin seperti orang lain yang bisa 

 makan makanan yang ku suka,

 bukan karena paksaan orang lain.

 Kamu sekarang seperti ini padaku.

 Please ngertiin perasaan ku.

Prince (Pangeran)        :   Bagiku saat ini sudah cukup melihat dan

                                       merasakan cahaya itu,

 Tanpa harus ku “memegangnya”.

 Karena harus ku sadari cahaya itu pada

 akhirnya akan jauh pergi.


Continue….. Nantikan lanjutan sekuelnya, tetap di http://agusmauluddin165.blogspot.com  ^_^

Selasa, 12 Mei 2015

Darah Juang



Di sini Negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur tuan

Di Negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak Kerja

 Reff:
Mereka di rampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk bebaskan Rakyat

Mereka di rampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji

Sumber: Marjinal Band 

Chord:
Am, C, F, Am, F, G, F, Am, Dm, F, G, Am, F, G, Am
Reff:
F, C, Dm, Am, Dm, Am, F, G, Am



Fase Kehidupan



Fase Kehidupan menurut Elizabeth B. Hurlock ada 11 fase, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pranatal                              : Di dalam kandungan hingga lahir
2. Neonatal                             : Lahir hingga akhir minggu kedua 
                                                 setelah lahir
3. Bayi                                    : Akhir minggu kedua hingga 
                                                 akhir tahun kedua
4. Kanak-kanak Awal             : 2-6 tahun
5. Kanak-kanak Akhir            : 6 - 10/11 tahun
6. Pubertas pra-adolesen        : 10/12 - 13/14 tahun
7. Remaja Awal                      : 13/14-17 tahun
8. remaja Ahir                         : 17-21 tahun
9. Dewasa Awal                     : 21-40 tahun
10. Setengah Baya                  : 40-60 tahun
11. Tua                                   : 60-meninggal dunia


Sumber: Sudarsono, 2008, Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka cipta.

Rabu, 06 Mei 2015

Renungan diri


Yang Kita Sia-siakan


Pengetahuan yang kita miliki
Sia-sia karena tak diamalkan

Perbuatan yang kita lakukan
Sia-sia karena tak ada tujuan yang jelas

Pengorbanan yang kita lakukan
Sia-sia karena mengharapkan pujian

Marah yang kita lampiaskan
Sia-sia karena dilandaskan emosi bukan rasio

Cinta yang kita berikan
Sia-sia karena dilandasi Syahwat semata

Kekayaan yang kita dapatkan
Sia-sia karena hanya untuk kepentingan pribadi

Kegagalan yang kita alami
Sia-sia karena dijadikan alasan keputusasaan

Musibah yang kita jumpai
Sia-sia karena tidak menjadikan kita semakin kuat

Kesuksesan yang kita raih
Sia-sia karena membuat kita semakin sombong

Anugerah yang kita dapatkan
Sia-sia karena tidak disyukuri

Source: Anonim


Falsafah Hidup

Hidup itu indah, tak perlu di buat susah

-          Nikmati Pekerjaanmu
Sering kali kita merasa tidak enjoy dengan pekerjaan yang sedang kita kerjakan, bisa karena “sesuatu hal”. Tapi kita harus selalu menikmati pekerjaan kita selama pekerjaan itu positif, agar pekerjaan yang kita lakukan - kalau dinikmati – hasilnya akan baik.

-          Pekerjaanmu bukan beban
Jangan sekali-kali pekerjaanmu itu dijadikan beban. Kenapa? Karena kamu tidak akan berhasil jika dengan perasaan terpaksa.

-          Bisa itu tidak wajib, tapi ingin bisa itu harus

-          Positif Thinking Sob
Selalu berpikir Positif dalam berpikir tentang sesuatu hal. Karena dengan berpikir positif akan menghasilkan energi positif pada diri.


Senin, 04 Mei 2015

Biografi Thorstein Veblen dan Teori Leisure Class

Foto; from google search engine

 1. Biografi Thorstein Veblen
Thorstein Veblen (lih Ritzer, 2012: 330) adalah seorang sosiolog kenamaan Amerika tepatnya di Wisconsin, Negara bagian Amerika Serikat di daerah pedesaan, lahir pada 30 Juli 1857. Orangtuanya merupakan seorang petani miskin yang berasal dari Norwegia. Veblen adalah anak keenam dari dua belas bersaudara. Pada usia tujuh belas Veblen “dapat melarikan diri dari pertanian” dan mulai belajar di Carleton College di Northfield, Minnesota. Masa awal perkuliahan dia memperlihatkan kepahitan dan rasa humornya yang mencirikan karyanya dikemudian hari. Veblen bertemu dengan calon istrinya, yang merupakan keponakan rektor Charleton College di kampus tersebut, pada akhirnya mereka menikah pada tahun 1888. Veblen menyelesaikan studinya pada tahun 1880 dan memperoleh posisi mengajar, akan tetapi sekolah tersebut ditutup dan dia pergi ke timur untuk mempelajari filsafat di Universitas Johns Hopkins. Akan tetapi dia tidak berhasil mendapatkan beasiswa disana dan memutuskan untuk pindah ke Yale dengan harapan mendapatkan beasiswa untuk studinya. Dia berhasil mendapatkan beasiswa dan memperoleh gelar Ph.D dari Yale pada 1884 (salah seorang dosennya adalah sosiolog ternama, William Graham Sumner). Walaupun, dia mendapat surat-surat rekomendasi yang kuat, dia tetap saja tidak mendapatkan posisi di Universitas, karena agnostisismenya (sifat skeptis akan sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal/pengetahuan). Dan selain itu bahwa dia dianggap sebagai seorang imigran yang kurang hal tata bahasa yang memang diperlukan dalam memegang suatu posisi di Universitas. Veblen menganggur selama beberapa tahun, tetapi pada tahun 1891 dia kembali ke studinya, pada masa ini lebih berfokus pada ilmu-ilmu sosial di Universitas Cornell. Salah seorang profesor ekonomi A. Laurence Laughlin yang sedang pindah ke Universitas Chicago memberikan bantuan kepada Veblen dan menjadikannya sebagai seorang anggota di Universitas itu pada 1892. Veblen melakukan banyak pekerjaan editorial yang berkaitan dengan jurnal Ekonomi Politik, salah satu dari banyak jurnal akademik baru yang tercipta selama periode di Chicago ini. Veblen adalah tokoh pinggiran di Chicago, tetapi dia benar-benar mengajarkan beberapa kursus dan menggunakan jurnal Ekonomi Politik sebagai saluran bagi tulisan-tulisannya.
Buku pertamanya ditulis pada tahun 1899 dan merupakan yang paling terkenal yaitu The Theory of the Leisure Class, walaupun demikian tetap saja posisinya di Chicago lemah. Misalnya saja ketika dia meminta kenaikan gaji yang wajar beberapa ratus dolar, rektor Universitas itu menjelaskan bahwa dia tidak keberatan jika Veblen meninggalkan Universitas itu. Walaupun demikian, buku yang ditulisnya mendapatkan banyak perhatian, dan pada akhirnya Veblen dipromosikan untuk posisi asisten profesor. Beberapa mahasiswa merasakan pengajarannya memberi ilham, tetapi sebagian besar menganggapnya sangat buruk. Salah satu Mahasiswa/i di Chicago mengatakan bahwa Veblen adalah “seorang yang sangat aneh, lazim terlihat bertopang dagu, dia berbicara dengan suara yang rendah, monoton, cara menyampaikan kuliah dan sikapnya di kelas tidak menarik. Hal yang wajar ketika memulai kuliah dengan sejumlah besar mahasiswa yang telah mendengar ketenarannya, tetapi pada akhir semester kelas itu menyusut hingga hanya menyisakan beberapa orang yang antusias saja.
Keberlangsungan karirnya di Chicago tidak berlangsung lama karena beberapa alasan, salah satunya karena perkawinannya hancur. Pada tahun 1906 dia menerima jabatan associate profesor di Universitas Standford. Dia sebagian besar mengajar mahasiswa yang belum mendapatkan gelar sarjana muda di Standford, dan banyak dari mereka mengundurkan diri karena penampilan Veblen (salah seorang mengatakan bahwa dia terlihat seperti “gelandangan”) dan gaya mengajarnya membosankan. Selain itu, Veblen main perempuan, yang memaksa dia mengundurkan diri dari Standford pada 1909. Dalam keadaan yang menyulitkan tersebut dia menemukan posisi akademik lainnya. Dengan bantuan seorang kolega dan sahabat yang merupakan kepada Fakultas Ekonomi di Universitas Missouri, Veblen mendapatkan suatu posisi disana dapa 1911. Pada tahun itu pula dia bercerai dan menikah kembali pada 1914 dengan seorang mantan mahasiswinya yang sudah bercerai.
Veblen diangkat di Missouri yang sebenarnya merupakan pengangkatan pada jenjang yang lebih rendah (dosen) dan mendapatkan gaji yang tidak lebih besar dari ketika di Standford. Selain itu dia membenci Columbia (Missouri) yang pada masa itu masih sebuah kota kecil. Akan tetapi, justru selama dia tinggal di Missouri inilah terbit bukunya yang terkenal, The Instinct of Workmanship and the State of the Industrial Arts.
Ketika dia pindah ke Washington DC untuk bekerja dengan sekelompok orang yang telah diberi tugas oleh Presiden Woodrow Wilson untuk menganalisis perjanjian-perjanjian damai yang mungkin untuk perang dunia I. Setelah kariernya disana dalam waktu yang singkat, Veblen pindah ke New York sebagai salah seorang editor sebuah majalah, The Dial. Akan tetapi kariernya tersebut hanya bertahan dalam setahun. Sementara waktu dia terhubung dengan New School for Social Research. Bayaran yang diperolehpun agak tinggi, dan karena dia hidup hemat, dia mulai menanamkan uangnya, pertama-tama di kebun anggur kismis di California dan kemudian di bursa saham.
Veblen pun kembali ke California pada tahun 1926, dan pada tahun berikutnya dia tinggal di sebuah gubuk di kota kecil California utara. Situasi ekonominya mengalami kemerosotan, dia kehilangan uang yang telah ditanamkan di industri kismis dan sahamnya menjadi tidak berguna. Dia hanya menerima uang dari royalty yang hanya berkisar lima ratus hingga enam ratus dolar pertahun, dan dari mantan mahasiswa Chicagonya yang terus mengirimkan lima ratus dolar setahu. Dan pada akhirnya Thorstein Veblen tutup usia pada 3 Agustus 1929.
2. Teori Leisure Class
Masalah sentral bagi Veblen (Ritzer, 2012: 331) adalah perbenturan antara “bisnis” dan “industri”. Bisnis dimaknai Veblen adalah para pemilik, pemimpin industry yang berfokus pada keuntungan-keuntungan perusahaan-perusahaan mereka sendiri. Akan tetapi untuk tetap mempertahankan harga dan keuntungan yang tinggi, para pemilik industri tersebut terlibat dalam usaha-usaha untuk membatasi produksi. Dengan melakukan hal yang demikian mereka menghalangi pelaksanaan sistem industri dan sebaliknya memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat secara keseluruhan terlayani jika pelaksanaan industri tidak dihalangi. Oleh karena itu, Veblen beranggapan bahwa para pemimpin bisnis adalah sumber banyak masalah di dalam masyarakat. Veblen berpandangan bahwa masyarakat seharusnya dipimpin oleh orang-orang (seperti insinyur) yang mengerti sistem industri dan pelaksanaannya dan memiliki tujuan pada kesejahteraan umum.
Dalam bukunya The Theory of Leisure Class Veblen kritis terhadap kelas yang punya waktu luang, karena perannya dalam kebiasaan konsumsi secara boros. Kelas yang punya waktu luang (Leisure Class) sibuk di dalam waktu luangnya (penggunaan waktu yang tidak produktif) dan konsumsi yang berlebih (menghabiskan uang secara berlebihan untuk barang-barang yang kurang bermanfaat). Orang-orang di dalam semua kelas sosial lainnya terpengaruh dan secara langsung atau tidak, menandingi kelas yang punya waktu luang tersebut. Hasilnya adalah sebuan masyarakat yang dicirikan oleh pemborosan waktu dan uang. Apa yang paling penting tentang karya Veblen ini adalah lebih menceritakan bahwa The Theory of the Leisure Class berfokus pada konsumsi daripada produksi.[]

Sabtu, 02 Mei 2015

Kunci Sukses



Rubrik Fun
Pidato Kenegaraan Agus Mauluddin ^_^
Kunci Sukses[1]




Saya bukanlah orang yang Pintar
Saya bukanlah orang yang Cerdas

Namun saya adalah orang yang Beruntung

Keberuntungan yang saya peroleh  tentu tidak terlepas dari peran berbagai pihak. Terutama kedua orang tua.

Semua doa yang telah diberikan, khususnya kedua orang tua merupakan kunci kesuksesan saya. Karena saya termasuk orang yang meyakini akan kekuatan sebuah KATA yang dibalut dalam doa. 

Sering kesuksesan yang saya peroleh, cita-cita yang diharapkan  semuanya berawal dari hal yang bersifat imaji seakan-akan itu hal yang mustahil untuk diwujudkan. Namun pada kenyataannya tidak sedikit pula kesuksesan dan cita-cita dapat terwujud. Karena sekali lagi saya meyakini akan kekuatan sebuah KATA yang dibalut dalam doa.

Ya intinya sih “Kekuatan sebuah doa” membuat saya bisa menjadi seperti sekarang ini. Seperti apa emang sebenarnya ya?he, biar orang lain yang tahu saya, yang menilai tentang saya. Memang biasa-biasa saja sih sebenarnya juga.haha,  ^_^


[1] Kunci kesuksesan ini dibuat bukan dalam kapasitas untuk mengdiskreditkan seseorang yang memiliki kepintaran dan kecerdasan diatas rata-rata. Akan tetapi disini saya menuliskan kunci sukses tersebut berangkat dari pengalaman diri. Bahwa kekuatan sebuah KATA yang dibalut dalam sebuah doa itu memiliki pengaruh BESAR. ^_^’