Selasa, 24 Maret 2015

Petani Gagal Panen (di Dusun Sindanghayu, Desa Danasari, Cisaga-Ciamis) menyebabkan Pengangguran Musiman



Petani Gagal Panen (di Dusun Sindanghayu, Desa Danasari, Cisaga-Ciamis) menyebabkan Pengangguran Musiman
Oleh: Agus Mauluddin

Capture: from Pikiran Rakyat

Kondisi masyarakat di Dusun Sindanghayu, Desa Danasari Ciamis dikejutkan dengan maraknya para petani yang menjerit karena gagal panen. Para petani harus menyadari bahwa apa yang ditanamnya tidak dapat dituai. Faktor cuaca? Atau maraknya hama? yang utama dan kita sadari bersama bahwa pada musim di tahun ini cuaca begitu ekstrim, kerap sekali terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Dan yang intinya fenomena tersebut menyebabkan masyarakat di Dusun Sindanghayu menganggur secara musiman, karena tidak mampunyai kegiatan rutin lagi (bertani).
Jika melihat secara teori, bahwa pengangguran musiman (seasonal unemployment) di Dusun Sindanghayu merupakan sebuah kondisi dimana masyarakat sindanghayu tidak melakukan kegiatan (memiliki waktu luang) yang berbuah profit atau pula kegiatan tersebut memiliki profit yang lebih sedikit dari pada biasanya. Misalnya, seorang petani di Dusun Sindanghayu yang akan memiliki waktu luang karena gagal panen pada musim yang harusnya panen, atau kasus lain seperti seorang pedagang/pemborong buah-buahan di Dusun Sindanghayu akan memiliki kegiatan yang lebih sedikit (itu pun jika memiliki) dibandingkan dengan musim buah-buahan tiba; dan juga seorang buruh bangunan di Dusun Sindanghayu, akan memiliki kegiatan yang lebih sedikit jika tidak ada panggilan job. Senada dengan apa yang dikatakan pemerhati Sosial, Sukirno (2011: 69) Pengangguran musiman diartikan sebagai pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada musim di mana kegiatan pertanian atau kegiatan produksi lainnya lebih sedikit dibandingkan dengan waktu lainnya.
Hasil dari sebuah pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis selama kurang lebih 3 bulan (intensif) dan kebetulan pula penulis adalah warga asli dusun Sindanghayu, lahir di dusun Sindanghayu, menemukan bahwa orang yang menganggur secara musiman memiliki waktu luang. Waktu luang tersebut cenderung digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif, lebih digunakan untuk kegiatan yang bersifat konsumtif. Hal ini merupakan faktor penyebab seseorang menganggur secara musiman.
Pengangguran musiman ini merupakan sebuah patologi sosial (masalah sosial), karena memiliki implikasi bagi masyarakat juga pribadinya, seperti misalnya seseorang yang menganggur secara musiman memiliki waktu luang yang digunakan untuk balapan, membuat resah masyarakat dengan bisingnya knalpot kendaraan bermotor yang dimilikinya, memancing (tidak produktif di keluarga), hingga ada yang hanya hangout atau “nongkrong” saja dan ada pula yang menghabiskan uang untuk membeli berbungkus-bungkus rokok. Kepala Dusun Sindanghayu pun angkat bicara perihal permasalahan yang terjadi di dusun yang dipimpinnya, Dianto (sapaan akrabnya) menyebutkan bahwa pengangguran musiman ini harus benar-benar dicarikan solusi. Tentu solusi yang ingin dicapai pun harus terdaptnya keterlibatan berbagai elemen, seperti pihak dusun, pemerintah desa, dan yang utama adalah masyarakatnya sendiri.
Pemerintah Desa Danasari secara implisit memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan pengangguran musiman. Pemerintah Desa beserta Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) mengintruksikan Poktan (Kelompok Tani) dengan menggaet BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) dan para pakar dalam bidang pertanian, perikanan dan kehutanan untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat secara keselurah. Penyuluhan ini dimaksudkan agar seseorang yang menganggur secara musiman dapat beralih kesektor lain dengan dibekali soft skill lewat penyuluhan tersebut. Misalnya, seorang yang menganggur secara musiman (petani yang gagal panen) tidak akan memiliki kegiatan produktif , maka disana petani tersebut harus memiliki pekerjaan lain seperti bercocok tanam yang disesuaikan dengan cuaca yang terjadi atau (seorang pemborong rambutan) tidak akan memiliki pekerjaan ketika bukan musim rambutan, maka disana pemborong rambutan tersebut harus beralih ke sektor lain seperti bercocok tanam dengan menanam berbagai macam sayuran. Tentu disana orang tersebut akan mampu beralih (dari pemborong menjadi bercock tanam) karena sudah memiliki skill bertani dari penyuluhan tersebut.[]

0 komentar:

Posting Komentar